Minggu, 16 Februari 2014

Sungguh Mengharukan Warga Muslim Lindungi Gereja Dengan Berganding Tangan

Rabu, 09 Oktober 2013 
(c) Huffingtonpost
Manusia memang diciptakan berbeda-beda. Warna kulit, suku, agama setiap orang memang berbeda namun satu yang menyatukan mereka yaitu cinta kasih terhadap sesamanya. Meskipun berbeda, manusia akan selalu mempunyai cinta kasih yang besar terhadap manusia lain.

Beberapa kelompok ekstrimis keagamaan beberapa minggu lalu melancarkan serangan bom bunuh diri di Gereja All Saints di Kota Peshawar, Pakistan. Ada lebih dari 100 orang korban meninggal dan puluhan lain yang terluka akibat dari serangan ini. Serangan ini menjadi serangan paling mematikan di Pakistan yang dilakukan terhadap warga Kristian kerana dilakukan setelah Misa Minggu seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (9/10).

Serangan ini tidak hanya melukai warga Kristian saja, tapi juga membangkitkan rasa solidariti dari warga lainnya. Sekitar 200 sampai 300 orang saling berpegangan tangan membentuk rantai manusia di luar Gereja Santo Anthony di Kota Lahore, Pakistan. Seorang pemuka agama Islam berdiri sambil berkhutbah tentang toleransi agama yang ada di Al Quran pada waktu itu. Dia berkhutbah sambil ditemani oleh Pendeta Nasir Gulfam. Kedua tokoh keagamaan yang berbeda itu terlihat saling merangkul bahu masing-masing serta bergandingan tangan. Kejadian ini sungguh mengharukan dan ingin menunjukkan bahawa manusia seharusnya saling menyayangi bukan saling menyakiti hanya kerana perbedaan kepercayaan.

Warga Muslim melindungi sebuah Gereja. (c) Merdeka.com 
Warga Muslim melindungi sebuah Gereja. (c) Merdeka.com
Rantaian manusia ini bukan yang pertama kali diadakan setelah kejadian bom bunuh diri itu. Ini adalah acara kedua setelah yang pertama dilaksanakan di Katedral Santo Patrick di kota Karachi. Tapi tujuan dari acara ini sama yaitu untuk menunjukkan pada dunia bahawa warga Pakistan boleh bersatu tanpa membedakan agama atau suku. Dengan ini warga Pakistan berharap dapat mengirim pesan kepada dunia slogannya yaitu Satu Bangsa, Satu Darah. Perbedaan yang ada tidak seharusnya menjadi alasan mereka untuk saling menyakiti.

Penyelenggara acara ini, Muhammad Jibran Nasir menyerukan acara ini di beberapa jejaring sosial media untuk menghimpun massa. Mereka yang mengikuti acara ini juga ingin menunjukkan bahwa kejadian bom bunuh diri tersebut tidak hanya melukai warga tertentu, tetapi seluruh warga Pakistan kerana mereka bersaudara.

Mengharukan sekali bagaimana ratusan orang muslim, beberapa bahkan memakai jilbab berganding tangan, melindungi sebuah Gereja yang menjadi tempat beribadah warga Kristian. Kasih sayang manusia tidak akan mati kerana perbedaan. Inilah salah satu buktinya.
Vemale.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar